waiting

waiting

Sabtu, 28 Agustus 2010

"senyum"

suatu hari yang cerah ada anak kecil bernama billy sedang bermain dengan sepeda kecilnya yang baru saja di berikan oleh ayah-nya. ayah billy adalah seorang yang amat sangat kaya, apa saja mampu ayah billy berikan untuk billy dan billy sangat menyukai hal itu. billy memiliki tubuh yang sempurnah sebagai manusia. kedua kaki-nya bisa berjalan dan berlari dengan baik, mulutn-nya masih bisa berbicara dan menyanyi dengan lancarnya, dan tangan-nya masih bisa meraih sesuatu dengan benar. tapi billy tak pernah mengangap itu sebagai anugrah yang indah. billy tetap merasa apa yang ada di dalam hidupnya itu kurang.. kurang dan kurang dan dia ingin menjadi orang yang sangat sempurnah dari pada yang lain.
di tengah perjalanan saat dia bersepeda sendiri, dia melihat seorang anak kecil seumuran dirinya, tapi dia melihat banyak perbedaan antara dia dan anak itu. anak itu duduk di pingiran jalan berteduh dibawah pohon dengan seorang wanita yang seperti-nya adalah ibu dari anak itu. anak itu hanya berpakaian kaos yang sudah kusam dan celana pendek yang juga sudah berlubang. Billy terus melihati anak itu dari kejauhan. billy melihat bagaimana anak itu jalan. ia tak berjalan dengan kedua telapak tangannya, melainkan dengan lututnya dan telapak tangannya sebagai penyangah depan agar tak jatuh, tangannyapun juga tak bisa bergerak dengan baik, mulutnya juga tak bisa berbicara dengan baik seperti saat Billy berbicara atau bernyanyi.
Billy mengayuh sepadanya mendekat kearah anak itu dan turun dari sepedanya. Billy ikut duduk di sebelah anak itu dan memberinya sedikit air yang ia bawa untuk bekalnya. "kau mau ini, kalau kau mau minum saja, tidak usah sungkan" ucap billy. anak itu menoleh ke arah billy dengan semua kekurangannya dan meraih botol minu itu dengan tangannya yang lemah. "bu.. bu... kee..maariii" ucap anak itu terbatah batah dengan pelat kepada ibunya yang tak jauh dari dirinya. ibunya mendekat dan memberikan senyuman sederhana pada billy dan anak itu. "ono opo toh le" ibu anak itu bertanya dengan logat jawanya yang halus. "bu...bu... haku mau mi..minumm". ibu itu mengambil botol minum yang dipegang anak itu dan menyuapkannya kepada anak itu dengan halus.
Billy hanya bisa melihati hal itu terjadi di depannya lalu billy bertanya kepada ibu itu "permisi bu, ini anaknya kenapa?, kenapa ibu disini?". ibu itu melihat blly dengan lembutnya dan menjawab pertanyaan billy. " deny lumpuh dek, dari kecil dia sudah begini". "nggak di obatin kerumah sakit ato kemana gitu bu?" tnya billy. "mau diobatin pake uang.nya siapa toh dek, kita untuk makan ini sudah susah kadang harus puasa sampai berhari hari, dulu pernah deny di ikutkan terapi tapi karena biaya mahal dan uang sudah susah dicari, akhirnya terapipun di hentikan, dan ibu hanya merawat deny dengan cara begini ini". "ibu nggak punya rumah untuk tinggal?". "jalanan inilah rumah kami, setiap pinggir jalan ini adalah tempat dimana kami tidur dan bersandar diri, tempat kita sholat dan jika ingin mandi bisa di taoilet umum". billy berpamitan kepada ibu itu sebentar dan kemudian mngayuh sepedanya lagi menuju ke sebuah toko.
di perjalanan disaat ia mengayuh sepdanya itu, billy merenung dalam hatinya. " aku selalu merasa kurang dengan apa yang aku miliki, aku sudah memiliki tubuh yang bagus, berfungsi dengan baiknya tanpa da kurang, ayah bisa memberiku segalanya tapi akupun masih mersa kurang, sedangankan dia, dia tak sempurnah, dia tak kaya dan juga tak dapat melakukan hal yng biasa dilakukan anak lain, tapi anak itu masih tetap tersenyum dengan apa yang tuhan beri, masih tetap bersyukur pada hidupnya yang hanya di pingiran jalan ya tuhan maafkan aku yang sudah tak sopan ini"
billy kembali ke tempat ibu dan anak tadi dengan membawa beberapa makanan dan minuman. ia memberikan minuman itu pada sang ibu dan kemudian ia berbicara dengan anak itu. "sungguh kamu anak yang sangat kuat, walau semua yang ada dalam diri.mu ini memiliki banyak kekurangan namun kamu masih bisa tersenyum". "sen.. senyum itu.. adalah ibadah.... tiap senyum yang kita buat ditiap harinya dapat membuatmu menguatkan diri-mu meski hari itu sangat berat untuk di jalani" ucap anak tersebut pada billy dan kembali tersenyum tipis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar